Penilaian
Saintific Approach dalam Kurikulum 13
A. Pengertian Penilaian Autentik
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran. Evaluasi menurut Kumano merupakan
penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Zainul dan
Nasution menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Arikunto mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.
2. Karakteristik Penilaian Autentik
Karakteristik penilaian otentik menurut Santoso adalah
sebagai berikut:
- Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran.
- Penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata.
- Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
- Penilaian harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.
Sedangkan Nurhadi mengemukakan bahwa karakteristik
authentic assesment adalah sebagai berikut:
- Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience)
- Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
- Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
- Berkesinambungan
- Terintegrasi
- Dapat digunakan sebagai umpan balik
- Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas
Jadi, penilaian
autentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk
menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan
esensi pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik menekankan kemampuan
pembelajar untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan
bermakna. Kegiatan penilaian tidak sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan
yang telah diketahui pembelajar, melainkan kinerja secara nyata dari
pengetahuan yang telah dikuasai.
3.
Model Penilaian Autentik
Assesmen tradisional (AT) ini mengacu pada
forced-choice ukuran tes pilihan ganda, fill-in-the-blank, true-false,
menjodohkan dan semacamnya yang telah digunakan dalam pendidikan umumnya. Tes
ini memungkinkan distandarisasi atau dikreasi oleh guru. Mereka dapat mengatur
setingkat lokal, nasional atau secara internasional. Latar belakang asessmen
autentik dan tradisional adalah suatu kepercayaan bahwa misi utama
sekolah adalah untuk membantu mengembangkan warganegara yang produktif. Itu
adalah intisari dari misi yang sering kali kita baca. Dari permulaan umum ini,
muncul dua perpektif pada penilaian yang berbeda/menyimpang.
Asesmen Autentik:
-Waktu ditentukan oleh guru dan siswa
-Mengukur kecakapan tingkat tinggi
-Menerapkan strategi-2 kritis dan kreatif
-Memiliki perspektif menyeluruh
-Mengungkap konsep
-Menggunakan standar individu
-Bertumpu pada internalisasi
-Solusi yang benar banyak / banyak cara selesaikan
-Mengungkap proses
-Mengajar demi kebutuhan
-Waktu ditentukan oleh guru dan siswa
-Mengukur kecakapan tingkat tinggi
-Menerapkan strategi-2 kritis dan kreatif
-Memiliki perspektif menyeluruh
-Mengungkap konsep
-Menggunakan standar individu
-Bertumpu pada internalisasi
-Solusi yang benar banyak / banyak cara selesaikan
-Mengungkap proses
-Mengajar demi kebutuhan
Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru
bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa
melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu
seperti disajikan berikut ini.
- Menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain
- Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumberdaya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
- Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
- Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.
Penilaian Autentik ini dilakukan melalui 4 jenis
penilaian yaitu Penilaian Kerja, Penilaian porto folio, penilain proyek, dan
penilaian tertulis. Hasil dari kombinasi seluruh penilaian ini akan lebih
mencerminkan penilaian yang lebih holistic untuk melihat kemampuan anak secara
objektif.
Asesmen autentik ini memiliki relevansi kuat
terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013. Karena, asesmen semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar
peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun
jejaring, dan lain-lain.
Komentar
Posting Komentar